VLSM
(Variable Length Subnet Masking)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subnetting conventional yang dianggap masih memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut adalah dalam subnetting conventional masih banyaknya jumlah alamat yang terbuang. Proses subnetting conventional selalu memiliki jumlah host yang sama di tiap sub jaringannya, sehingga besar kemungkinan di dalam sub jaringan / segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat.
berikut perbedaan subnetting conventional dan VLSM
pada VLSM banyak host per sub jaringan dapat di atur sehingga proses pengalamatan ip pun lebih efisien.
Contoh Kasus :
Langkah pertama
urutkan jaringan dari host terbanyak ke host terkecil, karena subnetting VLSM sebaiknya di mulai dari jaringan yang memiliki host terbanyak. sehingga di dapat :
Network 1 | 120 Host |
Network 2 | 60 Host |
Network 3 | 12 Host |
Network 4 | 12 Host |
Network 5 | 2 Host |
Network 6 | 2 Host |
Network 1 :
- Membutuhkan 120 host + 1 Network ID+1 broadcast +[gateway jika ingin dapat menghubungi jaringan lain (namun penulis tidak menambahkan gateway untuk perhitungannya)] = 122 IP address
- pangkat 2 yang mendekati 122 adalah 2^7 = 128
- sehingga network tersebut membutuhkan 7bit untuk host dari 8bit terakhir
(8 bit karena ip tersebut merupakan ip class C, materi lebih jelasnya disini )
dari gambar di atas maka kemungkinan subnet id nya adalah :
maka alamat IP untuk Network 1 adalah :
202.155.19.0/25 sampai 202.155.19.127/25
(/25 merupakan subnet mask dari ip tersebut. 25 karena (24bit+1bit) / (32bit-7bit host) untuk subnet mask) lebih jelasnya mohon pelajari konsep subnet mask
dengan 202.155.19.0/25 sebagai ip alamat jaringan,
202.155.19.127/25 sebagai ip broadcast
Network 2 :
dari Alamat IP yang belum terpakai pada Network 1 yaitu 202.155.19.[1] [0][0][0][0][0][0][0]
akan kita subnet untuk digunakan pada Network 2.
- Membutuhkan 60 host + 1 Network ID+1 broadcast = 62 IP address
- pangkat 2 yang mendekati 62 adalah 2^6 = 64
- sehingga network tersebut membutuhkan 6 bit untuk host dari 7 bit terakhir
(7bit karena jumlah bit host yang masih tersisa adalah 7)
(Konsep subnetting : mengorbankan bit host untuk dijadikan alamat ip)
maka alamat IP untuk Network 2 adalah :
202.155.19.128/26 sampai 202.155.19.191/26
dengan 202.155.19.128/26 sebagai ip alamat jaringan,
202.155.19.191/26 sebagai ip broadcast
Network 3 dan 4 (memiliki jumlah host yang sama):
dari Alamat IP yang belum terpakai pada Network 2 yaitu 202.155.19.[1] [1][0][0][0][0][0][0]
akan kita subnet untuk digunakan pada Network 3 dan 4 .
- Sama-sama Membutuhkan 12 host + 1 Network ID+1 broadcast = 14 IP address
- pangkat 2 yang mendekati 62 adalah 2^4 = 16
- sehingga network tersebut membutuhkan 4 bit untuk host dari 6 bit terakhir
(6 bit karena jumlah bit host yang masih tersisa adalah 6)
maka alamat IP untuk :
- Network 3 :
202.155.19.192/28 sampai 202.155.19.207/28
dengan 202.155.19.192/28 sebagai ip alamat jaringan,
202.155.19.207/28 sebagai ip broadcast
- Network 4 :
202.155.19.208/28 sampai 202.155.19.223/28
dengan 202.155.19.208/28 sebagai ip alamat jaringan,
202.155.19.223/28 sebagai ip broadcast
Network 5 dan 6 (memiliki jumlah host yang sama):
dari Alamat IP yang belum terpakai pada Network 3 dan 4 yaitu 202.155.19.[1] [1][1][0][0][0][0][0]
akan kita subnet untuk digunakan pada Network 5 dan 6 .
- Sama-sama Membutuhkan 2 host + 1 Network ID+1 broadcast = 4 IP address
- pangkat 2 yang mendekati 4 adalah 2^2 = 4
- sehingga network tersebut membutuhkan 2 bit untuk host dari 4 bit terakhir
(4 bit karena jumlah bit host yang masih tersisa adalah 4)
- Network 5 :
202.155.19.224/30 sampai 202.155.19.227/30
dengan 202.155.19.224/30 sebagai ip alamat jaringan,
202.155.19.227/30 sebagai ip broadcast
- Network 6 :
202.155.19.228/30 sampai 202.155.19.231/30
dengan 202.155.19.228/30 sebagai ip alamat jaringan,
202.155.19.231/30 sebagai ip broadcast
0 komentar:
Posting Komentar